Tips sebelum membeli perumahan syariah

Yes, Ahirnya tahun ini punya rumah. Begitu kira-kira perasaan Anda saat akan membeli rumah.

Perlu memahami sebelum membeli rumah adalah skema. Sekali lagi, cara Anda membeli rumah benar-benar memang sudah dipertimbangkan matang-matang sebelumnya. Juga termasuk kesepakatan keluarga Anda perlu didapatkan.

Beli rumah cara KPR memang dianggap sebagai solusi jitu punya rumah. Dengan uang yang tidak terlalu besar, dapat digunakan sebagai dp rumah. Namun perlu diketahui awal-awal bahwa skema yang Anda pakai sangat mempengaruhi cicilan Anda. Ada beberapa skema KPR yang selama ini dipakai oleh masyarakat indonesia dalam memiliki rumah. Berikut ini, rinciannya:



1. KPR Bank Konvensional

Hal paling menyolok dalam skema KPR ini adalah rate suku bunga. Jenisnya sendiri ada beberapa, diantaranya KPR Fix, Kpr Floating, dan KPR Cap.
- KPR Fix memberikan skema suku bunga tetap dari awal sampe selesai waktu pinjaman. Sehingga kenaikan suku bunga bisa dihindari. Biasanya kpr jenis ini disediakan pada perumahan subsidi (RUSUB) program dari pemerintah.
- KPR Fix & Float menyediakan kombinasi bunga tetap dan mengambang. Saat awal-awal periode mencicil dikenakan bunga tetap, kemudian setelah melewati masa yang ditetapkan maka suku bunganya akan berubah menjadi float (mengambang).
- KPR Fix, cap dan float penghitungan bunganya mirip dengan jenis fix & float diatas, namun ada masa bunga Cap di tengah.
- KPR Float, tingkat suku bunganya mengikuti suku bunga pasar, jadi akan berubah-ubah dan tidak bisa dipastikan. Bisa naik atau turun.

2. KPR Syariah

Perlu Anda pahami, bahwa KPR syariah itu ada dua skema yang dapat Anda tempuh untuk membeli rumah, yaitu:

- Melalui Bank Syariah, adalah opsi yang memungkinkan Anda untuk memiliki rumah dengan DP yang biasanya terjangkau. Rata-rata berkisar antara 10-30% dari harga jual, namun bisa jadi ada yang berbeda pada suatu developer. Untuk suku bunganya FIX atau tetap, sejak awal mencicil sampe selesai. Untuk skema Angsurannya ada dua, yaitu Step-Up dan Flat. Dimana step-up memberikan keringanan mencicil pada awal mengangsur. Misal pada tahun 1-5 besarnya 3 juta/bulan, berikutnya tahun ke 5-10 besarnya 4 jt/bln dst. Sedangkan untuk jenis Flat, besaran nilai angsurannya tidak berubah dari awal sampe selesai mencicil. Dalam skema ini terdapat proses BI checking, untuk memastikan konsumen lolos mengambil kpr.

- Cicil langsung ke Developer tanpa BANK, menawarkan angsuran yang bebas bunga, denda, sita, finalty dan cicilan bulanan yang jumlahnya tetap/tidak berubah sejak awal sampai selesai mengangsur. Selain itu tidak ada proses BI Checking seperti kpr via bank. Untuk DP-nya bisa berbeda-beda, namun umumnya cukup besar karena proses pembangunan rumah bersumber dari pendanaan pembeli. Sehingga hal ini berpengaruh pada serah terima bangunan (STB) antara pembelian cash keras dan kpr. Untuk waktu STB cash keras bisa berkisar antara 6-8 bulan, sedangkan untuk KPR biasanya 12-18 bulan, mutlak tergantung kebijakan pengembang properti. KPR Developer, belakangan ini digandrungi banyak peminat terutama bagi mereka yang ingin terhindar dari transaksi terkena riba / bunga.

Itulah sekilas perbedaan skema KPR, mudah-mudahan bisa menjadikan Anda paham dan menemukan skema yang tepat sesuai kebutuhan Anda.



Yes! Tahun ini punya Rumah. Khusus bagi Anda yang menyukai skema KPR Tanpa Bank, saya ingin memberikan Tips sebelum Anda Membeli Rumah Syariah berikut ini:

1. Kenali Developer - Salah satu hal yang menjadi kerisauan pembeli properti syariah adanya kedok penipuan. Tentu ini tidak diinginkan oleh siapapun. Untuk itu, penting bagi Anda tahu track record developer dan portofolio projek-projeknya. Developer terpercaya akan terbuka jika pembeli menanyakan banyak hal, hingga misalnya legalitas. Jangan sungkan menanyakan status hukum tanah yang Anda beli, ini dibolehkan dan terbuka supaya terhindar dari penipuan. Developer akan memberitahu, bahkan tidak keberatan menunjukkan. Tanyakan juga terkait proses yang akan Anda tempuh kedepan, mulai dari alur, waktu stb, penerimaan sertifikat SHM, Biaya-biaya yang belum include, dll. Sebagai pembeli, Anda perlu mengenal developer lebih dekat supaya terhindar dari adanya penipuan. Misalnya, mengunjungi websitenya, profil developer, kantor hingga rumahnya jika perlu.

2. Pilih skema pembelian - Setelah Anda mantap menentukan developer dan lokasi perumahan impian Anda, selanjutnya anda harus memilih skema pembelian apakah cara Cash, Bertahap atau KPR. Perlu Anda ketahui, untuk membeli barang yang memiliki nilai penyusutan yang cukup tinggi seperti mobil, hp sebaiknya Anda tidak membeli dengan cara Cash. Sedangkan untuk membeli barang yang memiliki nilai kenaikan seperti properti, rumah atau tanah sangat dianjurkan membeli dengan cash. Ini yang diajarkan oleh pak Dedi Hartanto. Namun, jika seandainya Anda belum bisa membeli cara cash, masih dianjurkan tetap membeli cara KPR karena menundanya akan menyebabkan harga lebih mahal dan unit yang lebih pelosok (tidak strategis).

3. Awasi progresnya - Rumah syariah, biasanya disediakan indent meski ada juga sih yang ready stock. Indent, berarti rumah belum dibangun. Untuk itu tugas Anda setelah memasukkan DP/Melunasinya jika cara Cash Keras ialah mengawasi pembangunan rumah yang Anda beli. Anda bisa memantau progress, atau mendesain ulang interior ruangan mungkin, atau menambah cakar ayam, atau memiliki permintaan khusus kepada pengembang masih bisa dilakukan untuk rumah indent.



Oke, sekian dulu tipsnya. Cuma tiga, namun sebenarnya sangat detail dari masing-masing poinnya.

Realestatedepok - Yes! Tahun ini punya rumah.


Referensi:
https://www.liputan6.com/bisnis/read/2693238/ingin-kredit-rumah-ini-bedanya-kpr-bank-konvensional-vs-syariah
Buku "8 Misteri Duit - Dedi Hartanto"

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer